[permalink]Reksadana campuran lebih fleksibel menentukan aset dasar[/permalink]. Selain memaksimalkan imbal hasil (return), juga untuk mengurangi efek fluktuasi pasar. Produk reksadana campuran berbasis aset dasar syariah yang dinamakan TRIM Syariah Berimbang dari PT Trimegah Asset Management.
Reksadana Campuran Lebih Fleksibel
Reksadana ini menempatkan mayoritas dana kelolaan pada efek saham syariah. Meski demikian, porsi efek pasar uang relatif tinggi yaitu sekitar 20% sehingga porsi surat hutang sedikit atau minim. Kebijakan investasi ini mengizinkan berinvestasi pada pasar uang hingga 30% dari dana kelolaan.
Strategi yang diusung TRIM Syariah Berimbang sangat tepat di tengah kondisi pasar modal saat ini. Saat pasar koreksi, sejumlah harga saham sedang undervalue sehingga merupakan peluang untuk mengoleksi pada harga murah. Namun di satu sisi, risiko volatilitas masih terbuka lebar.
Itulah sebabnya untuk mengantisipasi porsi efek pasar uang yang relatif tinggi diharapkan bisa meredam risiko volatilitas. Saat ini, TRIM Syariah Berimbang mayoritas diisi saham sektor konsumen. TRIM Syariah Berimbang sangat cocok bagi investor yang berprofil risiko cenderung moderat, dengan horizon investasi minimal dua tahun.
Produk reksadana ini terbit sejak 27 Desember 2006 dan diperdagangkan dengan nilai aktiva besih per unit penyertaan (NAB/UP) senilai Rp 2.255,92 per 30 Juni 2015. Artinya, sejak meluncur reksadana ini sudah membukukan return 126,63%. Namun, secara year to date per 30 Juni 2015, produk ini masih mencatatkan return minus 6,23%.
Bagi Hasil Reksadana Syariah
TRIM Syariah Berimbang ini diharapkan bisa membagikan imbal hasil tahunan di atas 10% pada akhir tahun 2015. Hingga akhir Mei 2015, total dana kelolaan TRIM Syariah Berimbang sebesar Rp 74,81 miliar dan diharapkan akhir tahun 2015 bisa meraih dana kelolaan sekitar Rp 100 miliar.
Anda yang ingin menjadi Investor bisa mengoleksi reksadana ini dengan menyetor minimal investasi senilai Rp 100 ribu dan tidak dikutip biaya pembelian. Namun, biaya penjualan sebelum setahun dipatok maksimal 2% dan 0% apabila menjual kembali di atas 1 tahun.
Penerapan kebijakan investasi reksadana campuran sudah tepat di tengah kondisi pasar saat ini. Dengan mengurangi porsi efek saham saja, produk ini sudah bisa mengurangi resiko koreksi pasar ekuitas. Strategi investasi ini bisa meredam risiko koreksi yang terus terjadi, sehingga bisa menghindari kerugian yang sifatnya akumulatif.
Selain itu, dengan kebijakan mengalokasikan aset dasar pada efek pasar uang hingga 30% bisa menjadi alternatif untuk mengamankan dana saat koreksi pasar masih berlanjut.
Sekian info terkait denganĀ reksadana campuran lebih fleksibel menentukan aset dasar, kami harap post ini berguna buat teman-teman semua. Kami berharap postingan investasi reksa dana ini disebarluaskan biar semakin banyak yang memperoleh manfaat.