
Apakah Anda tahu perbedaan kebutuhan dan keinginan? Bila belum simak artikel ini hingga selesai agar Anda tahu perbedaannya.
Kebutuhan dan Keinginan
Pernahkah Anda melihat orang yang profilnya persis sama dengan Anda? Sebagai contoh Ani seorang wanita berusia 30-an, seorang ibu rumah tangga. Suaminya berusia 35 tahun, ganteng, dan bekerja di sebuah perusahaan besar sebagai manajer.
Ani dikaruniai dua orang anak; satu masih duduk di kelas 1 SD dan yang satu lagi di TK. Ani tinggal di pinggiran sebuah kota yang cukup besar di Jawa. Katakan saja penghasilan Ani sekeluarga sekitar sekian juta rupiah sebulan.
Kemudian, ada seorang wanita yang profilnya sama seperti Ani sebut saja Yuli. Berumur sekitar 30-an, ibu rumah tangga, suami berusia 37 tahun yang bekerja sebagai manajer senior dengan penghasilan kurang lebih sama dengan keluarganya.
Mereka juga dikaruniai dua orang anak, yang pertama kelas 3 SD dan yang kedua mau masuk SD. Tempat tinggal mereka pun ternyata tidak jauh dari areanya.
Apa yang membuat penasaran Ani, keluarga Yuli, walaupun berpenghasilan kurang lebih sama dengan keluarga Ani, tetapi bisa memiliki gaya hidup yang serba berkecukupan. Tidak mewah, tapi cukup.
Keluarga Yuli sepertinya tidak pernah kehabisan uang setiap tanggal 20, bisa mempunyai reksadana, dan selalu bisa membayar pengeluaran-pengeluarannya. Sementara keluarga Ani, baru tanggal berapa, uang sudah habis; rasanya penghasilan keluarga Ani tidak pernah cukup.
Perbedaan dari Studi Kasus Tersebut
Pertanyaannya sekarang, kok bisa? Apa sih yang membedakan di antara kedua keluarga tersebut?
Kalau dua keluarga memiliki penghasilan kurang lebih sama, usia sama, semua profilnya sama. Tapi yang satu selalu bisa hidup berkecukupan sementara keluarga yang satu lagi tidak, biasanya keadaan ini disebabkan oleh perbedaan keinginan. Sekali lagi, perbedaan keinginan, bukan perbedaan kebutuhan.
Kebutuhan dua keluarga tersebut kurang lebih sama. Sembako, transportasi, telepon, pulsa HP, dan seterusnya, pasti sama. Perbedaannya adalah keinginan. Keluarga yang satu mungkin memiliki keinginan yang tidak ada batasnya, sementara keluarga yang satu lagi tidak.
Bisa juga dua keluarga tersebut memiliki keinginan yang sama banyaknya, tapi keluarga yang satu bisa mengendalikannya sehingga bisa memiliki tabungan dan deposito. Sebaliknya, keluarga yang satunya lagi tidak bisa mengendalikan keinginan sehingga tidak bisa memiliki tabungan dan deposito.
Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan
Apa beda kebutuhan dan keinginan? Dari segi bahasa, butuh adalah kata sifat yang menunjukkan bahwa Anda memang harus melakukan satu hal (apa pun itu) karena memang di-“butuh”-kan.
Misalnya, membayar ini atau membayar itu yang memang menjadi kebutuhan. Sebaliknya, “ingin” menunjukkan bahwa tindakan yang Anda lakukan lebih karena Anda memang meng-“ingin”-kannya.
Pada kenyataannya, “butuh” dan “ingin” juga memiliki perbedaan lain. Perbedaan kebutuhan dan keinginan lain yang sering kali tidak Anda sadari sehingga Anda sering melanggarnya.
a. Prioritas
“butuh” adalah satu hal yang harus Anda prioritaskan, sementara “ingin” bisa dilakukan setelah yang “butuh” terpenuhi. Namun faktanya, kebanyakan Anda sering kali memakai gaji untuk hal-hal yang memang Anda “inginkan” terlebih dahulu sebelum membeli hal-hal yang Anda “butuhkan”.
Jadi, pantas saja banyak orang yang sudah kehabisan uang bahkan sebelum mereka membeli kebutuhan-kebutuhannya. Ini terjadi karena mereka mendahulukan keinginan daripada kebutuhan.
b. Batasan
“butuh” umumnya ada batasnya, tapi “ingin” biasanya tidak. Kebutuhan membeli sembako, membayar transportasi, pulsa HP, pasti ada batasan rupiahnya, jumlahnya pasti segitu-gitu saja.
Akan tetapi, “ingin”, biasanya tidak ada batasnya. Apa pun yang Anda lihat di toko atau mal saat ini bisa jadi Anda inginkan. Bahkan setiap kali Anda datang ke toko atau ke mal, setiap kali itu juga biasanya keinginan Anda untuk membeli jadi besar.
Tidak ada jaminan bahwa keinginan Anda setiap bulan akan terus sama jumlahnya kalau dilihat dari rupiahnya. Bisa jadi lebih besar pada bulan tertentu, menurun di bulan depannya, tapi meningkat dua kali dibanding bulan pertama pada bulan ketiga. Jadi, kenapa gaji Anda sering kali habis?
Pada beberapa kasus adalah karena Anda, selain mendahulukan keinginan daripada kebutuhan, juga memiliki keinginan tidak terbatas. Padahal, kalau hanya difokuskan pada kebutuhan, biasanya gaji Anda cukup.
c. Keterkaitan Keduanya
“butuh” biasanya tidak selalu Anda “inginkan” dan “ingin” biasanya tidak selalu Anda “butuhkan”. Apa pun yang Anda beli karena Anda butuhkan seperti sembako, pulsa HP, membayar telepon, listrik, dan seterusnya tidak selalu Anda inginkan. Beberapa di antaranya bahkan tidak Anda inginkan sama sekali, tapi karena Anda butuh, maka Anda beli.
Sebaliknya, barang-barang yang Anda beli karena memang “ingin”, kadang-kadang tidak selalu Anda butuhkan, tapi tetap Anda beli juga karena memang Anda ingin. Baju bagus misalnya (padahal baju Anda sudah penuh sampai satu lemari), HP keluaran terbaru, atau hal-hal semacam itu.
Baca juga : Cara Mengatur Pengeluaran Keuangan bagi Seorang Karyawan
Demikian informasi seputar perbedaan kebutuhan dan keinginan yang perlu diketahui, semoga postingan kali ini mencerahkan teman-teman semua. Tolong post ini diviralkan supaya semakin banyak yang mendapatkan manfaat.
Referensi : Siapa Bilang Jadi Karyawan Nggak Bisa Kaya, Safir Sinduk
