Notice: Fungsi _load_textdomain_just_in_time ditulis secara tidak benar. Pemuatan terjemahan untuk domain mythemeshop dipicu terlalu dini. Ini biasanya merupakan indikator bahwa ada beberapa kode di plugin atau tema yang dieksekusi terlalu dini. Terjemahan harus dimuat pada tindakan init atau setelahnya. Silakan lihat Debugging di WordPress untuk informasi lebih lanjut. (Pesan ini ditambahkan pada versi 6.7.0.) in /home/selarask/solehagus.com/wp-includes/functions.php on line 6114
Mengajarkan Kemandirian pada Anak yang Menginjak Remaja - Praktisi

Mengajarkan Kemandirian pada Anak yang Menginjak Remaja

Kali ini kami akan ulas terkait dengan [permalink]mengajarkan kemandirian pada Anak yang menginjak remaja[/permalink]. Setiap orang tua mengharapkan kemandirian pada anaknya. Mengajarkan kemandirian pada anak, seharusnya dilakukan sedini mungkin. Pengenalan kemandirian dilakukan segera setelah anak bisa diajak berkomunikasi, dan menjalankan perintah sederhana.

mengajarkan kemandirian pada Anak

Artinya, usaha mengenalkan kemandirian pada anak, mulai dilakukan sejak anak berada di tahun-tahun pertama kelahirannya. Untuk dapat mengajarkan kemandirian pada anak, dibutuhkan kerja sama dari semua pihak, stakeholder yang berhubungan dan berinteraksi dengan anak, seperti orang tua, keluarga terdekat, dan juga pengasuhnya.

Mengajarkan Kemandirian pada Anak yang Menginjak Remaja

Usaha mengajarkan kemandirian pada anak, dibutuhkan pengertian yang sama antar semua stakeholder di rumah. Ini artinya untuk hal-hal dasar, semua pihak membiarkan dan mengajarkan anak untuk melakukan tugasnya sendiri, walaupun orang tua menyediakan pengasuh di rumah.

Memberikan tanggung jawab pada anak dan membiarkan mereka melakukannya sendiri, tanpa ataupun dengan bantuan minimal dari orang dewasa akan membangun rasa percaya diri dan kemandirian anak.

Yang seringkali menjadi hambatan untuk mengajarkan kemandirian pada anak, adalah kesempurnaan yang diharapkan orang tua saat anak mengerjakan tanggung jawabnya. Padahal jika boleh jujur, mengharapkan nilai sempurna pada anak itu sama dengan pungguk merindukan bulan.

Mengenalkan tanggung jawab sederhana pada anak, artinya kita harus siap untuk menghadapi ketidaksempurnaan-ketidaksempurnaan yang merupakan tanda awal belajar. Seluruh stakeholder yang terlibat harus siap dan bersabar menghadapi ketidaksempurnaan ini. Dari setiap ketidaksempurnaan, anak menjalani proses belajar dan mengasah kemampuan kognitifnya.

Sayangnya, bentuk ketidaksempurnaan dari proses belajar anak seringkali membuat rusuh dan berantakan rumah. Sehingga lebih mudah membantu anak, dibandingkan mengizinkan mereka melakukan tanggungjawabnya. Fenomena kedua orang tua bekerja, dan anak ditunggui oleh pengasuh juga membuat proses belajar kemandirian anak menjadi tidak lengkap.

Pengasuh memiliki kecenderungan untuk membantu, bahkan mengerjakan tugas anak sehingga anak kehilangan kesempatan belajar. Menyediakan pengasuh yang membantu kelancaran kehidupan harian anak, akhirnya menjadi buah simalaka terhadap kemandirian anak. Anak terbiasa dibantu dan disiapkan kebutuhan hariannya dan cenderung mengandalkan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya.

Sindrom Helicopter Parents

Fenomena ini kadang diperparah dengan sindrom ‘helicopter parents’, orang tua selalu mengawasi dan mengambil keputusan untuk anak. Saat anak masih bayi ataupun di bawah lima tahun, bantuan orang tua untuk mengambil keputusan memang sangat dibutuhkan.

Namun saat anak beranjak remaja, mereka perlu memiliki kemampuan menimbang, memperhatikan, membandingkan, memilih, dan mengambil keputusan untuk dirinya sendiri. Kemampuan ini hilang, jika sejak kecil anak selalu dilindungi, dibantu, dan ambil kesempatannya untuk mengambil keputusan.

Memasuki usia remaja, anak sudah memiliki kemampuan berpikir logis, ego dirinya untuk menunjukkan kemampuannya semakin keluar ke permukaan. Namun, jika sejak kecil anak tidak dikenalkan pada konsep kemandirian, kemampuannya akan tumpul. Anak selalu membutuhkan pendapat orang tua, membutuhkan pengakuan orang lain bahwa setiap tindakannya benar.

Pada fase ini, orang tua malahan menjadi khawatir karena anak tidak menunjukkan kemandiriannya sama sekali, atau malah menunjukkan pembangkangan yang luar biasa karena ingin menunjukkan kemampuannya, bahwa ‘aku bisa’.

Fase Perlakuan Anak

Perlakukan anak bagai raja di 7 tahun pertama kehidupannya perlakukan anak bagai tawanan di 7 tahun kedua kehidupannya. Dan perlakukan anak sebagai sahabat di 7 tahun ketiga kehidupannya. Prinsip inilah yang digunakan dalam mengajarkan kemandirian pada anak. Di usia menjelang pubertas, ajarkan anak tanggung jawab dengan menerapkan sistem reward and punisbment. Mengajarkan anak efek jera, saat mereka lalai melakukan tanggung jawabnya.

Di usia remaja, anak tidak melulu berada dekat dengan orang tua saat melakukan aktivitas. Anak lebih sering menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Saat berada di luar kontrol orang tua inilah dibutuhkan kemandirian anak. Kemampuan untuk mengenali mana yang baik dan kurang baik, mana yang dibolehkan dan mana yang perlu dihindari, mana yang harus diikuti dan mana yang perlu ditolak, mutlak penting dimiliki oleh anak.

Kemampuan ini sangat dipengaruhi oleh kemandirian, anak harus bisa mengambil keputusan kapan harus menerima sesuatu, kapan sesuatu harus ditolak dengan tegas. Ini dibutuhkan anak, karena tidak selamanya mereka berada di bawah lindungan sayap orang tua.

Demikian informasi berkaitan dengan mengajarkan kemandirian pada Anak yang menginjak remaja, kami harap postingan kali ini bermanfaat buat teman-teman semua. Tolong post ini dibagikan supaya semakin banyak yang memperoleh manfaat.

Referensi: Parenting

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Affiliate Marketing Internet Entrepreneur Jualan Online SEO Situs Jualan Situs Klik Traffic Generation Website
Pola Hypnotic Closing
Pola Hypnotic Closing bagi Penjual Online Pemula
Strategi Viral Marketing
Strategi Viral Marketing untuk Mempromosikan Bisnis Online
Rekening Online Paypal
Rekening Online Paypal Alat Pembayaran Global

Hobi

Hewan Peliharaan Koleksi Liburan Olahraga Otofun Seni

Hunian

Bangunan Furniture Kebun dan Tanaman Rumah Tempat Tinggal

Menarik

Kecantikan Kesehatan Motivasi dan Inspirasi Parenting Tips Lainnya Tips Pendidikan

Rumah Tangga

Belanja Fashion Ide Kreatif Peralatan Perlengkapan Tips Rumahan
Meningkatkan Fungsi Otak
Meningkatkan Fungsi Otak secara Alami dengan Berpuasa
Mengurangi Lemak Tubuh
Mengurangi Lemak Tubuh secara Alami dengan Puasa
Manfaat Puasa bagi Manusia
Manfaat Puasa bagi Manusia yang Perlu Diketahui
Menurunkan Berat Badan
Menurunkan Berat Badan lewat Puasa
Vitamin C bagi Ibu Hamil
Pentingnya Vitamin C bagi Ibu Hamil dan Janin
Bahayanya Kotoran Lalat
Bahayanya Kotoran Lalat bagi Kesehatan Manusia
Bahaya Minum Kopi Saat Menyusui
Bahaya Minum Kopi Saat Menyusui
Pentingnya Air dan Oksigen
Pentingnya Air dan Oksigen Bagi Tubuh Manusia

Fauna

Fakta Hewan Hewan Fantastis Hewan Langka Hewan Legenda Hewan Paling Hewan Prasejarah

Sains

Alam Fakta Makanan Flora Manusia Semesta

Sosial

Bangunan Paling Fakta Negara Kehidupan Prasejarah Sejarah Seni Budaya Paling Tokoh

Teknologi

Gadget Komputer
Desa Wisata Kerajinan Kuliner Minat Khusus Seni Budaya Wisata Alam Wisata Religi Wisata Sejarah
Kampung Dinoyo
Kampung Dinoyo Bertumbuh Berkat Keteguhan Pengrajin
Pintu Gua Sigolo-Golo
Pintu Gua Sigolo-Golo bagai Hamparan Surga
Candi Arimbi Gerbang Keraton Majapahit
Candi Arimbi Gerbang Keraton Majapahit sebelah Selatan