Pembahasan kita kali ini ialah urgensi belajar bahasa asing bagi kita. Sekitar 15 atau 20 tahun lalu, orang-orang yang menyukai pembelajaran bahasa asing, tidak banyak. Mereka yang menyukai pengolahan makna dan pengucapan kata dalam bahasa selain bahasa Indonesia, bukan mayoritas. Hampir rata-rata orang nyaman dengan berbahasa daerah atau bahasa nasional saja.

Urgensi Belajar Bahasa Asing
Kalau mau nonton film bagaimana? Gampang, kan ada teksnya. Belakangan sempat menjadi tren, ketika semua film disulihsuarakan. Kalau mau membaca berita bagaimana? Koran nasional pun sering memuat berita asing. Belum berita di TV semua serba lengkap. Bahkan banyak mahasiswa yang mengeluh karena kebanyakan referensi kebanyakan menggunakan bahasa asing.
Mengapa bisa begitu? Sebabnya adalah, para peneliti di bidang apapun, rata-rata berasal dari negara lain. Orang-orang dari belahan dunia barat, selalu menjadi perintis bidang penelitian. Bahkan ketika yang diteliti adalah budaya kita sendiri, bahasa kita sendiri. Silakan dicek di rak-rak perpustakaa, berapa banyak perbandingan buku penelitian mengenai kebudayaan Indonesia, yang ditulis oleh orang Indonesia dan orang asing. Oleh karenanya, penguasaan bahasa asing zaman sekarang bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan.
Menurut data terakhir, tiga bahasa yang paling banyak dipakai di seluruh dunia adalah bahasa Mandarin (1,2 milyar penutur), Spanyol (437 juta penutur), dan Inggris (372 juta penutur). penutur mungkin akan berbeda, bergantung kepada lembaga yang melakukan survey. Urutan nomor dua dan tiga, juga kadang tertukar, sebab meskipun bahasa Spanyol lebih tinggi dari sisi penutur, bahasa Inggris memiliki keunggulan, sebagai bahasa yang paling banyak digunakan dalam pergaulan, media dan berita.
Satu-satunya yang tidak bergeser adalah Mandarin, mungkin karena populasi Tionghoa yang paling banyak di dunia, juga karena Mandarin umum digunakan sebagai bahasa perdagangan.
Bahasa Resmi di PBB
Sementara itu, bahasa resmi yang dipakai di PBB adalah bahasa Mandarin, Arab, Inggris, Jerman, Prancis, dan Spanyol. Penggunaan keenam bahasa ini dipakai secara aktif baik lisan maupun tulisan, sehingga memudahkan penyebaran komunikasi atas isu-isu internasional Adakah Bahasa Indonesia disebut dalam kancah internasional?
Tidak ada. Maka, yang harus kita lakukah, mau tidak mau adalah mampu berbahasa asing, untuk bisa bersaing sccara global. Tapi saya ga minat kok kerja atau sekolah ke luar negeri? Namun sadarkah Anda, bahwa penguasaan bahasa diperlukan untuk bisa mendapat kursi di perguruan tinggi atau melakukan studi dokumentasi. Di era serba digital seperti sekarang, dimana semua orang hampir bisa dipastikan selalu aktif di dunia maya, penguasaan bahasa asing menjadi sesuatu yang wajib.
Mengapa? Karena, berita yang mampir di dinding akun media sosial Anda hari ini, boleh jadi perlu Anda cek kebenarannya, perlu Anda telusuri asal usulnya. Sering kali berita yang dimaksud lebih luas dan lebih spesifik lagi dibahas dalam artikel berbahasa asing.
Tapikan sekarang banyak media abal-abal, Bagaimana saya bisa tahu mana yang bisa dipercaya? Kalimat seperti ini malah makin menambah deretan alasan wajib Anda untuk mampu berbahasa asing. Atau urgensi belajar bahasa asing untuk kita. Dari sekian berita yang masuk, terutama isu internasional, jika Anda mampu berbahasa asing, Anda akan juga mampu menelusuri berita-berita serupa dari sumber yang berbeda-beda. Setelahnya bisa Anda bandingkan.
Lebih banyak sumber, lebih banyak sudut pandang, bukan? Keuntungannya adalah, Anda akan terbiasa mengecek setiap berita, Anda akan terbiasa membaca, dan Anda akan terbiasa mengembangkan kemampuan berpikir secara kritis. Anda juga akan terkejut ketika tahu bahwa dunia di luar Indonesia, sering sekali menulis soal kita. Baik itu masalah politik, agama dan budaya. Dan mengetahui sudut pandang berbeda, dari orang yang bukan orang Indonesia, selalu menarik.
Nasib Bahasa Indonesia
Lantas, bagaimana nasib Bahasa Indonesia? Bahasa Indonesia juga tetap harus dilestarikan, diajarkan, digunakan. Sebab, kemampuan berbahasa Indonesia dengan baik, juga akan mendukung literasi negeri ini berkembang.
Menurut Dirjen Informasi dan Diplomasi Kementerian luar negeri, saat ini terdapat 45 negara yang memasukkan bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa yang diajarkan di negara-negara mereka. Di antaranya Australia, Amerika, Kanada dan Vietnam. Artinya jika kita bisa menghasilkan tulisan-tulisan ilmiah dengan bahasa Indonesia yang baik, bukan tidak mungkin, lebih banyak lagi warga dunia yang akan mengakui keberadaan kita, selain sebagai salah satu negara dengan penduduk paling banyak.
Meskipun hingga sejauh ini, karya literatur Indonesia yang diakui di dunia internasional, selalu muncul dalam bentuk terjemahan dalam bahasa asing, contohnya Pramoedya Ananta Toer dan Eka Kurniawan.
Jadi, apalagi yang Anda tunggu? Berbahasa Indonesialah dengan baik, sebab Anda orang Indonesia. Berbekalah dengan bahasa asing, sebab Anda takkan mau kalah dengan bangsa lain.
Sekian info mengenai urgensi belajar bahasa asing bagi kita, kami harap post ini berguna buat sahabat semua. Kami berharap post ini disebarluaskan supaya semakin banyak yang mendapat manfaat.
Referensi:
- Harian Bernas
- Motivasi dan Inspirasi