Sepenggal Kisah Perjalanan Sahabat Abdurrahman bin Auf – Nama Asli Abdurrahman bin Auf yaitu Abdurrahman bin Auf bin Abdu Auf bin Abu bin Al-Harits bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay, Al-Qurasyi Az-Zuhri Al-Makki dan kemudian Al-Madani. Ia dilahirkan di Makkah sepuluh tahun setelah tahun gajah. Ketika sinar kenabian mulai memancar ia telah berusia tiga puluh tahun. Ia lebih mudah sepuluh tahun dari Rasulullah SAW dan lebih tua tiga tahun dari Umar bin Khatthab.
Ayahnya adalah Auf bin Abdu Auf bin Abdu bin Al-Harit Az-Zu yang merupakan salah seorang tokoh terkemuka di Bani Zuhrah. Nama asli Abdurrahman adalah Abdu ‘Amr bin Auf. Setelah masuk Islam, namanya diubah oleh Nabi SAW dengan Abdurrahman bin Auf.
Dari Abdurrahman bin Auf berkata, “Dulu pada masa jahiliyah namaku adalah Abdu Amru, kemudian Nabi SAW menamakanku Abdurrahman”. [HR. Hakim disahihkan oleh ad-Dzahabi]
Ibunya adalah Asy-Syifa binti Auf Az-Zuhriyah, ia masuk islam berbai’at kepada Nabi SAW, menjadi seorang sahabiyah yang baik, dan mendapatkan kebahagiaan dengan keislamannya.
Abdurrahmah bin Auf wafat tahun 32 H, di usia 75 tahun. Beliau wafat di Madinah, dan dimakamkan di Makam Baqi’, yang disyafaati Rasulullah saw.
Ibn Sa’ad, al-Fasawi, Ishaq bin Rahawaih, al-Hakim, Ibnu Asakir, dan yang lain menuturkan dari Ibrahim bin Abdurrahman bin Auf, berkata, “Abdurrahman pingsan dalam sakitnya sehinga mereka menyangka, kalau dia saat itu telah meninggal. Mereka lalu meninggalkannya dan menutupinya dengan kain. Lalu istrinya, Ummu Kultsum bin Uqbah pergi menuju masjid untuk bersandar dan shalat. Mereka berada dalam keadaan demikian sekitar satu jam dan dia tetap dalam keadaan pingsannya. Kemudian dia bangun. Kata pertama yang dia ucapkan adalah takbir, dan keluarganya pun ikut bertakbir”.
Lalu dia berkata, “Kalian benar, dalam pingsanku sesungguhnya aku di bawa oleh dua orang laki-laki yang kasar dan keras”.
Mereka berkata, “Marilah kami akan menghadapkanmu kepada Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpercaya untuk dihakimi”.
Mereka pun membawaku hingga bertemu seorang laki-laki yang berkata, “Kemanakah kalian membawa orang ini?”
Mereka menjawab, “Kami akan menghakiminya di hadapan Yang Maha Perkasa dan Maha Terpercaya”.
Maka dia berkata, “Kembalikanlah dia, sesungguhnya dia adalah di antara mereka yang telah ditetapkan bagi mereka kebahagiaan dan ampunan sejak mereka masih berada di perut ibu mereka, dan sesungguhnya ia akan tetap berada di tengah keluarganya hingga waktu yang ditentukan Allah”.
Setelah itu ia hidup selama sebulan dan kemudian meninggal.”
Demikian info tentang Sepenggal Kisah Perjalanan Sahabat Abdurrahman bin Auf semoga bermanfaat.