[permalink]Gunung Ijen atau lebih dikenal dengan Kawah Gunung Ijen[/permalink] menjadi salah satu gunung aktif. Gunung ini memiliki tinggi 2.443 meter di atas permukaan laut dengan kedalaman danau 200 meter dan luas kawah mencapai 5.466 hektar.
Pesona dan Fenomena Kawah Gunung Ijen
Kawasan Gunung Ijen ini merupakan pusat danau kawah terbesar di dunia yang dapat memproduksi 36 juta meter kubik belerang dan hidrogen klorida dengan luas sekitar 5.466 hektar. Kawah yang berbahaya ini menawarkan keindahan yang memesona dengan danau belerang berwarna hijau toska.
Kawah Gunung Ijen merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Timur yang selalu ramai dikunjungi. Di puncak Gunung Ijen terdapat danau kawah dengan airnya yang berwarna hijau toska dan ber-pH sangat asam.
Di sebelah tenggara danau terdapat lapangan solfatara yang merupakan dinding danau Kawah Ijen. Dan di bagian barat terdapat Dam Kawah Ijen yang merupakan hulu dari Kali Banyupait.
Berbagai tanaman yang hanya ada di dataran tinggi, seperti bunga Edelweis dan Cemara Gunung dapat ditemukan di tempat ini. Saat pagi hari, ketika matahari mulai menyinari kawasan Kawah Ijen, akan nampak pemandangan indah dengan lembutnya kehangatan matahari.
Kawah Ijen yang berwarna hijau kebiruan akan berubah menjadi keemasan saat cahaya matahari yang memantul di kawah tersebut.
Di sekitar lereng kawah terhampar pohon Manisrejo yang berdaun kemerahan, sedangkan batuan dinding kawah berwarna belerang, kekuningan. Kondisi-kondisi inilah yang membuat panorama alam di sini begitu mengesankan untuk dinikmati.
Blue Fire (Api Biru) Kawah Ijen
Kawah Gunung Ijen terkenal dengan fenomena alam yang dikenal dengat Blue Fire atau Api Biru. Fenomena alam ini merupakan gas belerang yang keluar dari tanah bertemu dengan oksigen. Hal ini disebabkan oleh pembakaran gas belerang bertemu dengan udara pada suhu di atas 360 oCelcius, yang membuatnya nampak seperti api biru.
Waktu terbaik untuk melihat api biru adalah pada dini hari sampai pukul 05.00 pagi. Sebab saat itu, oksigennya sangat bagus dan api birunya terlihat sempurna. Fenomena api biru di Kawah Ijen pertama kali dilihat masyarakat sekitar tahun 1950-an.
Fenomena api biru ini, merupakan keunikan yang langka sebab pemandangan alami ini hanya terjadi di dua tempat di dunia, yaitu Islandia dan Ijen.
Kawah Gunung Ijen adalah sumber kehidupan yang menyimpan potensi alam sangat menggiurkan. Setiap harinya ada sekitar 200 pekerja sebagai kuli panggul yang lalu lalang membawa bongkahan belerang dengan cara dipikul.
Belerang-belerang yang telah terkumpul ini nantinya akan diproses menjadi berbagai produk untuk kebutuhan sehari-hari seperti kosmetik, bahan vulkanisir ban, korek api, salep hilit, serta bahan untuk membuat pupuk.
Tempat pengambilan belerang terdapat di dasar kawah, sejajar dengan permukaan danau. Asap putih pekat selalu keluar menyembur melalui pipa besi yang dihubungkan ke sumber belerang. Dari sinilah, lelehan fumarol berwarna merah menyala meleleh keluar dan langsung membeku terkena udara dingin, membentuk padatan belerang berwarna kuning terang.
Batu-batuan belerang inilah yang akan diambil dengan cara memotongnya menggunakan linggis kemudian langsung diangkut dalam keranjang. Setiap hari seorang buruh rata-rata dapat mengumpulkan belerang seberat 70 hingga 90 kilogram.
Melihat Milky Way dari Kawah Ijen
Dalam kisaran waktu di bulan April-Agustus, lebih tepatnya yaitu di musim kemarau. Di saat malam cerah, Milky Way dapat dilihat dengan mata telanjang dari kawasan Kawah Gunung Ijen ini.
Milky Way sukar untuk dilihat di kota-kota besar karena banyaknya polusi cahaya. Milky Way (atau dalam bahasa Indonesia kita sebut sebagai Bima Sakti) berasal dari bahasa latin yaitu Via Lactea atau bahasa Yunani yaitu Galaxias yang artinya “susu”.
Milky Way ini adalah galaksi spiral yang memiliki 200-400 milyar bintang dengan diameter 100.000 tahun cahaya dan ketebalan 1.000 tahun cahaya. Di dalam galaksi Milky Way inilah terdapat sistem Tata Surya, yang di dalamnya terdapat planet Bumi.
Galaksi Milky Way ini terlihat seperti pita kabut bercahaya putih yang membentang pada bola langit. Pita kabut atau “aura” cemerlang ini adalah kumpulan jutaan bintang dan juga memiliki volume besar debu dan gas yang terletak di bidang galaksi. Posisi dari Milky Way ini nampak berada di belahan bumi bagian selatan.
Wisata Agro Kawah Ijen
Selain pemandangan alam yang mempesona dari Kawah Gunung Ijen, terdapat pula wisata agro yang menarik untuk dinikmati. Perkebunan kopi Jampit, merupakan agro wisata di Bondowoso yang dikelolah oleh PTP Nusantara VII Kalista Jampit.
Perkebunan ini terletak 74 km ke arah timur kabupaten Bondowoso dengan luas 4.000 hektar dan terletak pada ketinggian 900 m dari permukaan laut.
Perkebunan kopi tersebut adalah kebun dengan budidaya kopi arabika yang terkenal hingga mancanegara dengan nama Java Cofee. Ketika menyeduh serbuk kopi ini, rasa pahit dan masam akan terasa, berbeda dengan kopi robusta yang hanya terasa pahit saja.
Untuk musim panen kopi ini pada bulan Mei hingga September. Pada waktu musim panen kopi, wisatawan lokal maupun mancanegara dapat melakukan wisata petik kopi serta menyaksikan proses pengolahannya.
Kawasan Kawah Gunung Ijen dan blue fire ini terletak di tiga kabupaten yaitu Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi. Dari Kawah Ijen, kita dapat melihat pemandangan gunung lain yang ada di kompleks Pegunungan Ijen, di antaranya adalah
- puncak Gunung Merapi yang berada di timur Kawah Ijen,
- Gunung Raung,
- Gunung Suket,
- Gunung Rante,
- dan sebagainya.
Baca juga : Perkembangan Kesenian Besutan dari Jombang Jawa Timur
Sekian informasi seputar Pesona dan Fenomena Kawah Gunung Ijen Jawa Timur, semoga post kali ini berguna untuk Anda. Tolong post wisata alam Jawa Timur ini dishare biar semakin banyak yang mendapat manfaat.
Referensi: Wisata Alam di Jawa Timur