
Pembahasan kita sekarang yakni Menjelajahi Destinasi Religi di Jakarta. Jakarta yang dikenal dengan wisata modernnya, ternyata menyimpan akan tempat religi yang menarik untuk dikunjungi. Wisata religi yang berada di kota penuh kegiatan ini, tidak hanya menghadirkan akan satu agama saja, melainkan keberagaman ada di sini. Selain itu, terdapat pula wisata sejarah berbasis religi untuk mengenang para pahlawan yang telah gugur.
Menjelajahi Destinasi Religi di Jakarta
Mengunjungi tempat wisata tidak selamanya harus di tempat yang memberikan kenyamanan, mengunjungi tempat religi (agama) menjadi pilihan untuk memberikan perjalanan berbeda saat berlibur. Sejarah, kesenian akan bangunan, kisah di dalamnya, bisa diambil untuk menjadi pelajaran. Di Jakarta menawarkan beberapa tempat sebagai kunjungan terbaik religi yang penuh dengan hal menarik di dalamnya. Mari Menjelajahi Destinasi Religi di Jakarta
1. Wisata Religi di Jakarta Islamic Centre (JIC)
Di tempat ini cahaya Islam datang di tengah kegelapan. JIC dulunya merupakan lahan lokalisasi yang dilegalkan pemerintah DKI. Berada di kawasan Karamat Tunggak, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, JIC hadir membawa peradaban Islam yang baru, layaknya mentari pagi yang memberikan kehangatan dan juga cahaya setelah kegelapan hadir.
Bentuk bangunan JIC merupakan manifestasi dari sifat-sifat keperkasaan (Al-Jabbaru), Kemegahan (Al-Mutakabbiru), sekaligus kelembutan dan keindahan (Al-Lathief). Hal ini diharapkan dapat menghapus stigma lama lokasi dengan filosofi bangunan yang bersifat monumental yang kontras dengan lingkungan sekitar, berbobot syiar yang tinggi serta ramah dan mengundang umat untuk beribadah.
Arsitektur kaya akan nuansa Betawi yang identik dengan nuansa Islam dan memiliki menara tinggi 114 meter yang mengandung arti jumlah surat dalam Al-Quran.
2. Wisata Ibadah Nasrani di Gereja Tugu
Gereja Tugu terletak di Kampung Tugu, Jakarta Utara. Kampung Tugu diyakini sebagai kampung tertua di Jakarta ini terletak di sisi Timur Kota Jakarta, yakni Jalan Cakung Cilincing, Jakarta Utara. Tradisi bangsa Portugis sangat terasa jika kita mengunjungi kawasan Kampung Tugu. Hal ini tentu tidak terlepas dengan asal muasal penduduk asli Kampung Tugu yang memang merupakan orang asli bangsa Portugis.
Di Kampung Tugu, perayaan Natal dan Tahun Baru sangat terasa kekhasan bangsa Portugis, yang dapat dijumpai dalam tradisi pesta panen, mandi-mandi ataupun tradisi rabo-rabo dengan penyajian iringan musik keroncong hingga tercipta istilah “Keroncong Tugu” sebagai salah satu varian musik keroncong yang dimainkan oleh orang-orang Kampung Tugu.
3. Wisata Sembahyang di Vihara Bahtera Bakti
Vihara Bahtera Bhakti terletak di ujung timur Jl. Pantai Sanur 5 Ancol, yang biasa disebut Klenteng Da Bo Gong. Terdapat keunikan dari vihara ini, yaitu merekam jejak masuknya Islam ke Nusantara, khususnya Pulau Jawa.
Alkisah menurut tutur turun-temurun, seorang juru masak kapal Panglima Cheng Ho yang merapat ke daratan Kota Paris (nama legenda tepian sungai Ancol) itu bernama Sampo Soei Soe, seorang muslim. Sampo Soei Soe pun bertemu seorang wanita bernama Siti Wati, putri seorang pendakwah Islam dan ia diterima dengan terbuka oleh keluarga Siti Wati. Mereka pun menikah dan bertukar adat istiadat kebiasaan, tidak terasa akulturasi budaya terjadi.
Suatu ketika orang-orang Tiongkok datang dengan maksud untuk bertemu Sampo Soei Soe. Namun, mereka mendapati bahwa orang yang dicari telah tiada. Kemudian, mereka mendirikan sebuah tempat pemujaan untuk mengenang Sampo Soei Soe yang kemudian berkembang menjadi klenteng.
4. Wisata Ziarah di Ereveld Ancol
Di Ereveld Ancol ini bukan hanya pejuang-pejuang Belanda yang dimakamkan, tapi pejuang-pejuang Indonesia yang pada waktu itu berjuang turut juga dimakamkan di sini. Makam yang ada di tempat ini tersusun rapi dengan kondisi bersih lengkap dengan hamparan permadani rumput hijau yang terawat.
Bukan yang beragama Kristian saja, terdapat juga pemeluk Muslim di tempat tersebut. Hal ini terlihat dari bentuk nisan, yaitu untuk yang beragama Kristian berbentuk Salib dan untuk Muslim berbentuk Kubah.
Memasuki area pekuburan tua ini, di tengah-tengah sisi sebelah kanan akan terlihat sebuah batang pohon tua yang sudah diawetkan dan terawat, dengan tertulis prasasti: Hemelboom “They shall not grow old as we that are left grow old, Age shall not weary them nor the years condemn, At the going down of the sun and in the morning, we shall remember them, we shall remember them” (Antjol, 1942-1945).
Sekian informasi terkait dengan Menjelajahi Destinasi Religi di Jakarta, semoga artikel kali ini membantu Anda. Mohon artikel wisata religi di DKI Jakarta ini dibagikan biar semakin banyak yang mendapat manfaat.
Referensi:
- Wisata Religi di Jakarta
- Menjadi Travelpreneur Sukses
