Sekarang kami akan jelaskan seputar [permalink]menelusuri jejak sekolah kesehatan di museum kebangkitan nasional[/permalink]. Berwisata tidak hanya untuk melepas penat, tapi menambah wawasan akan para pejuangan pada masa lampau. Sehingga dapat menjadi pembangkit semangat untuk mengerjakan padatnya pekerjaan. Museum berisikan kisah yang terangkum dalam replika, menjadi salah satu tempat terbaik sebagai tujuan pelancong.
Menelusuri Jejak Sekolah Kesehatan
Gedung megah Museum Kebangkitan Nasional yang dibangun pada tahun 1899 dan selesai dibangun pada tahun 1901, merupakan bangunan bersejarah peninggalan kolonial Belanda. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, bangunan ini dipergunakan sebagai tempat pendidikan Sekolah Dokter Djawa dan sekolah kedokteran bumiputera atau yang lebih dikenal dengan sebutan STOVIA (School Tot Opleding Van Inlandsche Artsen) yang secara resmi dibuka pada 1902.
Sekolah STOVIA menjadi wadah dari gerakan kebangsaan pertama yang dipelopori oleh sembilan orang berusia sekitar belasan tahun. Pemuda pilihan tersebut terdiri dari sembilan orang meliputi
- Soetomo,
- Mas Soeleiman,
- Mas Gondo Soewarno,
- Mas Mohammad Saleh,
- Mas Soeradji,
- M. Goembrek,
- Angka Prodjosoedirdjo,
- Mas Goenawan, dan
- Mas Soewarno.
Sejarah Boedi Oetomo di STOVIA
Terdapat salah satu kisah perjuangan dari berdirinya pergerakan Boedi Oetomo di STOVIA. Didorong rasa kekhawatiran pemerintah kolonial Hindia Belanda atas gerakan yang diprakarsai oleh R. Soetomo ini, memaksa dewan guru STOVIA pada masa itu melaksanakan pertemuan untuk mengeluarkan R. Soetomo.
Mendengar hal ini, seluruh peserta didik di STOVIA melakukan aksi protes di depan ruang dewan guru. Mereka mengancam jika R. Soetomo dikeluarkan dari STOVIA maka mereka juga akan ikut keluar. Tekanan membuahkan hasil, R. Soetomo tidak jadi dikeluarkan dari sekolah STOVIA dan tetap akan mendapatkan hak-haknya sebagai siswa STOVIA hingga ia menyelesaikan pendidikan dokternya.
Empat Museum dalam Satu Tempat
Museum Kebangkitan Nasional di dalamnya terdapat empat museum sekaligus yakni Museum Pers, Museum Wanita, Museum Kesehatan, dan Museum Boedi Oetomo. Dalam perkembangannya, kantor-kantor swasta yang terdapat di dalam gedung dipindah ke luar gedung.
Kemudian ruangan perkantoran yang sudah kosong dipergunakan untuk pengembangan pameran tetap museum. Bangunan bersejarah ini menyimpan berbagai koleksi
- perabotan,
- dinding,
- lampu antik,
- genta,
- perlengkapan medis,
- pakaian,
- senjata,
- foto,
- diorama,
- lukisah,
- patung,
- peta,
- miniatur dan
- koleksi lainnya.
Ruang dewan guru STOVIA terlihat memiliki perbedaan akan lantai bermotif, sedangkan ruang lainnya hanya memakai lantai polos berwarna abu-abu tanpa motif. Kondisi ini sama seperti sejak didirikan hingga sekarang. Saat ini, ruangan tersebut dimanfaatkan sebagai tempat untuk menjamu tamu khusus yang berkunjung ke Museum Kebangkitan Nasional.
Museum Kesehatan
Museum kesehatan yang terbagi menjadi empat ruang, yaitu
Ruang 1
Di ruangan ini terdapat berbagai alat medis tradisional khas Indonesia seperti keris, kotak obat, hingga batu untuk menghaluskan daun.
Ruang 2
Di ruang kedua, pengunjung dapat melihat alat medis di masa dokter mulai masuk ke Indonesia, termasuk di dalamnya alat pemecah kepala manusia sebagai sarana pendukung penelitian para calon dokter.
Ruang 3
Memasuki ruang ketiga, dipajang beberapa alat medis yang sudah lebih modern, serta buku kuliah dan tas milik Raden Anggoro Kasih atau disingkat Raden Angka yang merupakan salah satu dokter pribumi pertama.
Ruang 4
Ruang terakhir akan dijumpai berbagai alat medis kedokteran yang sudah lebih berkembang, seperti mikroskop hingga alat bedah dan kebidanan. Adapun terdapat juga ruang praktek bedah yang dulu menjadi tempat didirikannya organisasi Budi Utomo.
Ruang Organisasi Budi Oetomo
Ruang Memorial Budi Utomo yang digunakan untuk praktek operasi bedah yang masih terjaga rapi di dalam Museum Kebangkitan Nasional. Di ruang kelas dengan lantainya bertingkat tersebut, berjajar sederetan kursi yang menghadap meja praktek. Tampak diorama seorang dosen yang tengah memperhatikan muridnya saat sedang membedah manusia di atas meja. Penerangan berupa lampu warna kuning semakin membawa suasana kembali ke masa itu.
Lokasi dan harga tiket masuk Museum Kebangkitan Nasional
Museum Kebangkitan Nasional berada di Jalan Abdul Rahman Saleh No. 26, tidak jauh dari Pasar Senen, Jakarta Pusat. Untuk tiket masuk di museum ini yaitu tiket dewasa Rp 2.000 dan anak-anak Rp 1.000 (harga tiket bisa saja berubah). Sedangkan jam kunjungan di Museum Kebangkitan Nasional terbagi dalam beberapa macam yaitu,
- Selasa – Kamis 08.30 – 15.00,
- Jumat 08.30 – 11.30,
- Sabtu – Minggu 08.30 – 14.00,
- Senin dan hari besar
Sekian info berkaitan dengan menelusuri jejak sekolah kesehatan di museum kebangkitan nasional, semoga postingan kali ini membantu Anda. Mohon post wisata museum sejarah di Jakarta ini disebarluaskan supaya semakin banyak yang mendapatkan manfaat.
Referensi:
- Wisata Museum di Jakarta
- Menjadi Travelpreneur Sukses