Seorang investor harus jeli melihat situasi pasar dan mempunyai strategi yang handal salah satunya dengan [permalink]memangkas porsi saham saat pasar lesu[/permalink]. Apalagi saat kondisi sekarang dimana pasar sedang lesu.
Memangkas Porsi Saham Saat Pasar Lesu
Lesunya kondisi pasar modal mendorong investor untuk mengurangi porsi investasi yang berbentuk saham. Banyak diantara mereka yang sudah melego koleksi saham menjadi uang tunai. Investor melihat tren pertumbuhan ekonomi turun, jadi saham pasti akan ikut lesu. Banyak dari investor yang mengalami kerugian akibat kejadian ini sehingga banyak yang melepas sahamnya agar tidak lebih besar kerugianya.
Hasil dari penjualan saham kebanyakan dikonversikan ke dalam deposito rupiah ataupun deposito valuta asing. Walaupun bunga depostio tidak terlalu tinggi, namun mereka merasa lebih aman memegang deposito daripada saham. Tetapi hal ini tidak akan terus menerus dipertahankan oleh seorang investor agresif yang terus memantau situasi pasar modal.
Apabila saham sudah menyentuh level terendah (bottom), maka investor agresif akan kembali masuk ke kancah saham dan reksadana. Investor akan melakukan hal tersebut karena mengincar imbal hasil atau return setinggi-tingginya.
Investor lebih nyaman untuk mengoleksi saham-saham LQ45 karena paling liquid dan memiliki fundamental bagus. Sektor saham favorit Investor antara lain perbankan karena perbankan di Indonesia memiliki margin tebal. Berbeda dengan margin bank di luar negeri yang hanya sekitar 0,5% sampai 1%, itu sebabnya investor baik asing maupun lokal sangat suka dengan bank di Indonesia.
Sekian informasi perihalĀ memangkas porsi saham saat pasar lesu, semoga postingan ini bermanfaat untuk kalian. Kami berharap artikel ini dishare supaya semakin banyak yang mendapat manfaat.
Referensi: Bisnis dan Investasi