[permalink]Masjid Jendral Sudirman berada di kompleks Kolombo[/permalink] yang dibangun Presiden Soekarno saat berlangsung Konfrensi Asia-Afrika. Masjid yang berada di Kompleks Kolombo 8A Yogyakarta ternyata menyimpan cerita.
Masjid Jendral Sudirman Yogyakarta
Masjid Jendral Sudirman didirikan tahun 1961 ini tidak hanya pernah satu manajemen dengan Yayasan (Yasma) Syuhada Yogyakarta di awalnya. Namun kini punya Yasma sendiri.
Tapi ada kisah heroik lain yang menyertai perjalanan masjid di atas kompleks lahan seluas 7.000 meter persegi ini. Masjid ini pernah menjadi pusat pergerakan era reformasi hingga tempat kajian beberapa orang yang dianggap sebagai teroris.
Masjid Jendral Sudirman didirikan awalnya dengan niat sebagai penyeimbang. Pasalnya, kompleks Kolombo sejak awal banyak berdiri yayasan maupun lembaga pendidikan berbasis keyakinan lain di luar Islam. Tetapi keberadaan masjid ini bukan untuk menyaingi maupun memerangi tetapi dengan tujuan damai berdampingan dalam hal kebaikan.
Masjid Jendral Sudirmann juga pernah ramai dan dikenal sebagai masjidnya orang pergerakan garis keras. Saat detik-detik runtuhnya Orde Baru, masjid ini kerap dipakai pertemuan pentolan-pentolan mahasiswa penentang pemerintah menyusun rencana pergerakan era reformasi.
Selain itu, Masjid Jenderal Sudirman pernah dituduh sebagai sarang teroris. Tidak lain seringnya masjid ini dipakai untuk pertemuan umat Islam yang memiliki paham radikal. Puncaknya, dengan adanya penangkapan Abu Jibril dan pendukungnya yang ditengarai sebagai jaringan teroris.
Hingga akhirnya sekitar tahun 2012, takmir Masjid Jenderal Sudirman mulai mengubah gerakan dan coba mengambil pilihan berbeda. Takmir masjid menyodorkan konsep kegiatan budaya, spiritual dan intelektual yang digelar tiap seminggu dan sebulan sekali.
Kegiatan Spiritual
Untuk kegiatan spiritual takmir masjid rutin menggelar pengajian tasawuf menghadirkan KH. Imron Jamil dari Jombang Jawa Timur. Sedangkan untuk budaya, ada pembacaan serat Jawa kuno sebulan sekali pada malam Minggu awal bulan. Termasuk kajian filsafat tiap Rabu malam.
Sementara di bulan Ramadan selain mengagendakan kegiatan yang lumrah dijalankan tiap masjid, juga ada kegiatan lain yang cukup unik. Seperti kajian Tafsir Sufi dari Kitab Syaikh Sahal Al Bustari tiap Selasa, Kamis dan Sabtu sore.
Baca juga : Masjid Gedhe Pakualaman Salah Satu Masjid Kagungan Dalem
Sekian informasi tentangĀ Masjid Jendral Sudirman di kompleks Kolombo Yogyakarta, kami harap artikel kali ini membantu kalian. Mohon postingan wisata masjid di Jogja ini dibagikan biar semakin banyak yang mendapat manfaat.