[permalink]Lahan sempit tidak menjadi penghalang untuk berkebun[/permalink] di jaman sekarang. Karena sekarang sedang dikembangkan yang namanya pertanian aqaponik sistem kapiler. Sistem kapiler cocok untuk pemafaatan lahan atau tanah sempit khususnya di daerah perkotaan yang sudah tidak mempunyai banyak lahan kosong.
Kebun Sistem Aquaponik
Selain bisa menggunakan lahan sempit, sistem ini juga membutuhkan biaya yang murah meriah karena memanfaatkan barang “tidak terpakai” yang ada di rumah. Sistem aquaponik akan jauh lebih irit dibandingkan sistem hydroponik yang nyaris tidak terjangkau untuk kalangan masyarakat menengah ke bawah.
Hal tersebut sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Sagio SP seorang petugas Lapangan Pertanian Kecamatan Kotagede dan Dwi Darma dari Kelompok Tani Nalayan Andalan DIY. Sagio P dan Dwi Darma adalah tokoh yang tengah mengembangkan sistem aquaponik.
Sistem aquaponik (akuaponik) juga merupakan sistem yang lebih praktis dari sistem lainnya. Disebut praktis karena tidak perlu menyiram lima hari sampai seminggu dan juga pemberian pupuk biasanya hanya dilakukan sekali saja. Hal ini karena air yang ada di bagian bawah bercampur nutrisi, akan terus tertarik ke atas lewat sumbu kapiler.
Ide mengembangkan sistem aquaponik atau pertanian di lahan sempit mengadopsi dari sistem kerja kompor minyak tanah. Menggunakan wadah berupa kaleng bekas cat, ember yang sudah tidak dipakai, botol ukuran agak besar atau apapun yang bisa dimanfaatkan untuk aquaponik ini.
Untuk membuat wadah aquaponik yaitu sebuah wadah dibagian bawahnya diisi air dengan nutrisi, kemudian di atasnya diberi wadah yang sama besarnya. Bagian bawah diberi lobang untuk memasukkan sumbu misalnya menggunakan kain kaos yang mudah menyerap air.
Bagian atas diberi media tanam berupa campuran tanah serta pupuk dan diusahakan sumbu dalam posisi berdiri. Setengah bulan dibiarkan sampai sumbu bisa membawa air dan nutrisi ke atas.
Tanam tanaman yang sudah agak remaja dan akarnya nanti akan nggubet (melilit) di sumbu mencari suplai air. Sistem aquaponik bisa dilakukan untuk menanam apa saja, termasuk pohon buah-buahan. Hal ini tergantung dari ukuran wadah yang menyesuaiakan kebutuhan.
Lahan Sempit Tidak Menjadi Penghalang untuk Berkebun
Pertanian sistem di lahan sempit ini baru diujicoba dan dikembangkan di wilayah Pilahan Kelurahan Rejowinangun dan juga sebagian Kotagede. Untuk uji coba sistem ini, Pak Darma pupuknya menggunakan Nutrifak yang diformulasikan dan diproduksi sendiri.
Nutrifak dibuat menggunakan bahan kotoran kambing juga menggunakan kelelawar yang kandungan phospat dan asam himatnya tinggi. Kotoran kelelawar ini Pak Darma memperolehnya dari petani binaan di Gunungkidul.
Nutrifak ini berupa pupuk cair yang difermentasikan dari kotoran kambing dan kotoran kelelawar. Setiap anggota binaan menginfakkan uangnya sebesar Rp 2 ribu untuk mendapatkan satu liter Nutrifak. Satu liter Nutrifak ini bisa dipakai untuk lima tempat tanaman.
Pak Darma cenderung untuk mengembangkan pertanian organik sehingga dicegah adanya residu pestisida. Kalaupun terpaksa memakai pupuk kimia pun, Pak Darma sudah menyediakan penetralnya.
Sistem aquaponik sudah menarik perhatian wanita di Bantul dari berbagai elemen. Khususnya untuk pengembangan strawberry yang sama sekali tidak butuh lahan luas. Sebagai contonya di rumah Pak Darma memiliki pot-pot yang relatif kecil dan berisi strawberry yang sudah berbuah.
Sistem aquaponik dibuat untuk mendukung Rejowinanguna sebagai Kampung Sayuran. Spesifikasinya RW 12 untuk pengembangan sayuran, RW 13 untuk flori dan RW 08 untuk empon-empon. Soal pemasaran empon-empon tidak perlu khawatir, karena sudah menjalin kerjasama dengan Pabrik Sidomuncul.
Pengembangan pertanian sistem aquaponik ini juga sudah ada kerjasama dengan Fakultas Teknik jurusan Arsitektur UGM. Khususnya untuk penempatan di dinding vertikal, sehingga dari sisi estetika indah dan juga produktif.
Baca juga : Pentingnya Memiliki Dana Darurat Pribadi
Demikian info tentang lahan sempit tidak jadi penghalang untuk berkebun semoga bermanfaat bagi yang ingin mengembangkan hobi berkebunnya.
Referensi: Bernas