Soleh Agus

Kuliner Jangan Tholo yang Kian Langka

Pembahasan kita sekarang yaitu kuliner jangan tholo yang kian langka. Kabupaten Kulonprogo memiliki banyak potensi yang masih terpendam, termasuk potensi kekayaan alam dan wisata konvesional berupa pemandangan pantai, gua serta deretan pegunungan Menoreh yang kaya dengan spot-spot keindahan alam. Selain itu, ada beberapa wisata kuliner yang belum tereksplorasi maupun terekspos dengan baik tidak seperti daerah lain di DIY.

Kuliner Jangan Tholo yang Kian Langka

Wisata kuliner Kulonprogo masih mengandalkan cara gethok tular (dari mulut ke mulut). Salah satu masakan Indonesia yang terkenal akibat dari gethok tular adalah Warung Makan Mbah Kebo di Dusun Jambon, Nanggulan, tepatnya antara Jalan Pengasih – Girimulyo, Kulonprogo, DIY.

Warung dan menunya sangat sederhana, namun setiap hari pembelinya cukup ramai dan dikenal oleh orang-orang sekitar maupun dari luar Kulonprogo, terutama para pemburu kuliner. Menu andalan Warung Makan Mbah Kebo sangat berbeda dan bisa dikatakan menu kuliner yang cukup langka, yaitu Jangan Tholo (Sayur Tholo).

Sayur Tholo atau Jangan Tolo (Tholo) merupakan menu kuliner zaman dulu, bagian dari kekayaan kuliner di Yogyakarta. Jangan Tholo mirip Brongkos namun tanpa bumbu kluwak, sehingga warna kuah santannya lebih terlihat. Tholo sendiri adalah sejenis kacang-kacangan semacam kedelai namun lebih besar, ada yang menyebut kacang tunggak atau kacang dadap.

Pemilik Warung

Menu sayur ini cocok disajikan dengan lauk ayam goreng bacem dan besengek tempe atau tahu. Nama mbah Kebo sendiri adalah sebutan atau paraban’dari para pelanggan. Nama asli pemilik warung ini adalah Boniyem dan suaminya bernama Sumiyarto. Panggilan mbah Kebo mungkin biar gampang manggilnya.

Boniyem atau Mbah Kebo berjualan kuliner tersebut meneruskan usaha dari orangtuanya sejak zaman penjajahan Belanda (sebelum kemerdekaan) dan merupakan generasi yang ketiga. Usia Mbah Kebo sendiri berkisar 70 tahun.

Untuk menemukan warung Mbah Kebo tidak sulit. Dari arah Kota Jogja ke Barat arah menuju Wates, Kulonprogo. Kemudian melalui jalan alternatif arah Sentolo – Wates sampai ada pertigaan jalan menuju arah Nanggulan, masuk lebih kurang satu kilo meter.

Warung mbah Kebo setiap hari buka mulai jam tujuh pagi dan tutup apabila dagangannya sudah habis atau sudah merasa capek, dan juga bila ada keperluan keluarga. Soal harga cukup terjangkau. Sepiring nasi dengan jangan Tholo dan lauk ayam kampung bacem paha atas, minum teh hangat gula batu tidak lebih dari Rp 15.000.

Kelezatan kuliner zaman dulu Sayur Tholo atau Jangan Tholo mbah Kebo sensasinya berbeda dibandingkan jenis kuliner sekarang. Dalam menikmatinya para pembeli bisa duduk di kursi seperti warung pada umumnya atau duduk lesehan santai di amben (balai-balai) yang besar layaknya perabot rumah di pedesaan zaman dahulu.

Sekian informasi tentang kuliner jangan tholo yang kian langka, kami harap postingan kali ini bermanfaat buat teman-teman semua. Tolong artikel wisata kuliner Kulonprogo ini disebarluaskan biar semakin banyak yang mendapatkan manfaat.

Referensi:

Exit mobile version