
Topik kita kali ini ialah kesenian reog ponorogo yang mengagumkan. Reog merupakan salah satu kesenian yang berasal dari Ponorogo hingga menjadi bagian tidak terpisah dari warga Jawa Timur. Kesenian ini sering dikaitkan dengan hal-hal berbau mistis yang tidak jarang dihubungkan dengan dunia kekuaan spiritual. Reog Ponorogo sering menjadi bagian dalam pementasan acara pernikahan, khitanan, hari-hari besar nasional, dan juga festival tahunan yang diadakan oleh pemerintah setempat.
Kesenian Reog Ponorogo yang Mengagumkan
Kegiatan pemerintah Ponorogo yang melibatkan kesenian reog meliputi Festival Reog Mini Nasinonal, Festival Reog Nasional dan juga pertunjukan pada bulan purnama yang bertempat di alun-alun. Tidak hanya itu, kesenian bertopeng besar ini juga digelar dalam Festival Reog Nasional saat akan memasuki bulan Maharam yang sering dalam tradisi Jawa disebut dengan bulan Suro. Kesenian reog Ponorogo dijadikan salah satu dari acara gerebeg suro maupun dalam ulang tahun Ponorogo.
Dalam pagelaran pertunjukan reog biasanya akan diiringi oleh instrumen gamelan seperti ketuk, kempul, ketipung, genggam, kenong, dan instrumen lainnya. Pemain yang akan beratraksi di dalam pertunjukan reog meliputi
- pembarong,
- dadak merak,
- warok tua,
- warok muda,
- Prabu Kelono Suwandono, dan
- penari Bujang Ganong.
Semarak dari setiap pertunjukan, mampu menarik perhatian masyarakat setempat, bahkan wisatawan mancanegara, khususnya saat gerebeg Suro.
Sejarah Reog Ponorogo
Terdapat beberapa versi kisah yang menjadi latar belakang kesenian reog ponorogo ada. Cerita yang paling banyak berkembang adalah tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu Suryonggalan pada masa kerajaan Majapahit Bhre Kerthabumi yang berkuasa sekitar abad ke-15. Dikisahkan bahwa pada masa ini, terdapat pengaruh kuat dari pihak istri raja Majapahit yang berasal dari Tiongkok dengan rajanya yang korupsi. Kondisi ini menjadikan Ki Ageng Kutu geram dan ia pergi meninggalkan raja.
Kepergiannya Ki Ageng Kutu bukan lain untuk membangun kekuatan. Ia mendirikan perguruan untuk mengajar seni bela diri kepada anak-anak muda, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan kerajaan Majapahit kembali. Namun, pasukannya yang masih sangat terbatas, membuat Ki Agung Kuru mencari cara lain untuk menyampaikan pesan kepada sang raja.
Ia kemudian membuat sebuah kesenian yang berisi tentang “sindiran” kepada Raja Kertabhumi dan kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog yang kala itu telah dikenal menjadi salah satu alat komunikasi masyarakat. Alat komunikasi yang dimaksudkan adalah untuk menyebar pengaruh.
Versi lain menyebutkan bahwa kesenian reog menceritakan tentang kisah seorang putri yang memiliki paras sangat cantik jelita bernama Dewi Songgolangit. Dewi merupakan salah satu putri kerajaan Kediri yang sangat terkenal. Paras sang putri menjadikan banyak pangeran menaruh hati dan berniat menikahinya.
Tentu terdapat beberapa persyaratan yang menjadikan kisah tersebut sebagai asal usul dari reog Ponorogo. Persyaratan untuk pangeran yang akan melamar Dewi harus mampu menciptakan sebuah kesenian baru.
Pelestarian Kesenian Reog Ponorogo
Sejarah reog oleh masyarakat Ponorogo terus dilestarikan dalam pagelaran seni. Dalam pertunjukannya, kesenian Reog Ponorogo dimulai dengan beberapa tarian pembuka yaitu tarian yang pertama dibawakan oleh 6-8 pria berpakaian serba hitam, berkumis dan berwajah merah. Tata rias ini menggambarkan akan keberanian dan kegagahan para pangeran. Penari ini kemudian melakukan gerakan tari reog ponorogo layaknya singa yang pemberani.
Pertunjukan dilanjutkan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda atau biasa disebut Jathilan. Tarian ini menggambarkan kelincahan prajurit berkuda yang sedang berlatih perang. Setelah itu, terdapat tarian dari anak kecil yang bertopeng. Mereka ini akan melakukan berbagai atraksi adegan cenderung lucu untuk mnenghibur penonton.
Adegan inti dari reog ponorogo disesuaikan dengan acara yang diperingati. Jika dalam rangka pernikahan, maka yang ditampilkan adalah kisah percintaan. Seluruh adegan yang dimainkan tidak menggunakan skenario. Semua dapat dilakukan secara tiba-tiba dengan adanya interaksi antara dalang, pemain dan penonton.
Bagian ini menjadi bagian yang dinanti dengan adanya beberapa orang menggunakan topeng besar dengan bentuk seperti kepala harimau dan bulu merak. Para penari akan melakukan atraksi untuk memainkan topeng tersebut dengan sangat lincah dan mengagumkan. Keistimewaan dari pertunjukan ini adalah ukuran topeng yang mencapai 50 kg dengan diangkat hanya menggunakan gigi.
Sekian informasi berkaitan dengan kesenian reog ponorogo yang mengagumkan, kami harap postingan kali ini membantu Anda. Mohon postingan Wisata Kesenian di Jawa Timur ini dishare biar semakin banyak yang memperoleh manfaat.
Referensi:
- Wisata Kesenian di Ponorogo
- Menjadi Travelpreneur Sukses
