Topik kita kali ini yakni [permalink]kekayaan budaya dan tradisi di Desa Bandungrejo Magelang[/permalink]. Desa Bandungrejo Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang memiliki sekitar 40 jenis kesenian tradisional sehingga dikenal menjadi salah satu pusat kesenian tradisional. Tidak hanya menjadi sentra penghasil seniman dengan hampir seluruh warganya terlibat dalam kegiatan pelesatarian, gaung dari kesenian mereka telah dikenal di berbagai daerah sebab sering dipentaskan.
Kekayaan Budaya dan Tradisi di Desa Bandungrejo
Berlokasi di salah satu desa yang menjadi bagian dari kawasan pegunungan, dengan jarak sekitar 15 kilometer dari puncak Gunung Merbabu, Desa Bandungrejo telah lama memegang erat kegiatan tradisi yang juga melakukan langkah pelestarian dan uri-uri budaya. Bandungrejo memiliki puluhan kesenian tradisional di antaranya, topeng ireng, kuda lumping, soreng, kubro, dan sebagainya yang hingga kini terus dijaga secara turun-temurun.
Kebersamaan dalam menjaga budaya yang telah ada dari para leluhur ini, menjadikan kesetiaan dalam wujud gotong royong dari mulai anak-anak, orang dewasa hingga orang tua secara sukarela terlibat dalam kegiatan seni tersebut. Selain memiliki banyak jenis kesenian, desa Bandungrejo juga kaya akan tradisi. Setiap tahunnya terdapat lebih dari lima kegiatan yang rutin dilaksanakan, seperti saparan, merti dusun/merti desa, sadranan, festival kesenian, dan lainnya.
Kebudayaan dan tradisi yang melekat dalam jiwa masyarakat Desa Bandungrejo ini menjadikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meresmikan daerah tersebut sebagai desa pelestari tradisi. Kemampuannya sudah tidak lagi dipertanyakan kembali, sebab telah terpatri dengan baik dalam kebersamaan dan kegotongroyongan masyarakat.
Pelestarian budaya dan tradisi menjadi bagian dari pengamalan pancasila. Dan merupakan implementasi dari undang-undang pemajuan budaya yang menjadi latar belakang akan pengangkatan desa pelestari.
Cara Pengenalan Budaya di Desa Bandungrejo
Puluhan kelompok seni lahir di desa dengan hawa sejuk nan menentramkan ini. Dalam mengenalkan kegiatan seni dan budaya yang dimiliki, mereka mengadakan festival dengan nilai unggulnya sebagai penanaman pendidikan karakter kepada generasi muda, seperti jiwa gotong royong, hidup rukun dan jujur. Pertunjukan pada setiap festival yang digelar, mereka selalu menampilkan berbagai seni tari tradisional maupun kontemporer karya warga.
Selain itu, terdapat juga beragam gunungan hasil bumi yang mengandung makna. Gunungan dengan tumpeng setinggi dua meter, menjadi simbol akan rasa syukur kepada Tuhan atas pemberian tanah yang subur serta melimpahnya hasil panen. Perwujudan rasa syukur ini, juga mengandung harapan akan pemberian yang tidak pernah putus dari Tuhan, agar anugerah-Nya terus membersamai.
Kelompok seni yang berkembang di Dusun Bandungrejo menjadi sarana pemersatu warga yang telah tumbuh dan terus berkembang sejak puluhan tahun silam. Warga tidak ada yang merantau. Mereka memilih menjadi petani sembari mendalami kesenian yang menjadi keahliannya dengan bergabung di komunitas. Kesetiaan ini menjadikan kekayaan tradisi di dusun Bandungrejo tidak asing bagi masyarakat Kabupaten Magelang.
Komunitas mereka kerap diundang untuk mengisi berbagai acara, baik pemerintahan maupun pribadi. Tidak hanya di kawasan Magelang, seniman Bandungrejo telah mendatangi beberapa daerah, seperti Temanggung, Solo, Yogyakarta, dan Semarang. Bahkan mereka memiliki cita-cita tinggi dengan ingin menampilkan keahliannya hingga di negara tetangga.
Kesenian Topeng Ireng
Dari berbagai kesenian yang terdapat di Desa Bangungrejo, topeng ireng menjadi salah satu andalan dalam setiap pagelaran yang dilaksanakan. Kesenian ini merupakan salah satu bentuk tradisi budaya lokal Jawa Tengah. Dan juga dikenal sebagai Dayakan dalam bentuk tarian rakyat kreasi baru dari hasil metamorfosis kesenian Kubro Siswo.
Topeng ireng, konon mulai berkembang di masayarakat sejak zaman penjajahan Belanda. Ketika itu, terdapat pelarangan berlatih silat dan bela diri sejenisnya dari pemerintah jajahan Belanda kepada warga setempat. Pelarangan ini bukan menjadikan masyarakat hanya diam, berbagai gerakan bela diri khususnya silat, dikembangkan menjadi tarian rakyat. Tarian itu diiringi dengan musik gamelan dan tembang jawa dengan penyampaian makna nasihat berkaitan kehidupan dan penyebaran agama Islam.
Selain topeng ireng, terdapat pula kesenian tradisional soreng yang menggambarkan tari prajuritan berlatar kisah Kadipaten Jipang Panulan. Kadipaten ini dipimpin oleh seorang Hadipati bernama Haryo Penangsang dan Patih Ronggo Metahum beserta prajuritnya antara lain:
- Soreng Rono,
- Soreng Rungkut, dan
- Soreng Pati.
Soreng dahulunya dikenal dengan nama Prajuritan dengan bentuk pertunjukan berupa tari berkelompok. Kesenian ini konon peninggalan dari nenek moyang yang hidup di antara lereng Gunung Merbabu dan Gunung Andong, tepatnya di Dusun Bandungrejo.
https://www.youtube.com/watch?v=ScSW2otsA3A
Sekian informasi perihal kekayaan budaya dan tradisi di Desa Bandungrejo Magelang, semoga postingan ini membantu teman-teman semua. Kami berharap postingan Desa Wisata di Magelang ini diviralkan agar semakin banyak yang memperoleh manfaat.
Referensi:
- Kampung Wisata di Magelang
- Menjadi Travelpreneur Sukses