
Topik kita sekarang adalah inilah yang terjadi bila anak menjadi anak bawang. Menjadi “anak bawang”? Setiap orang pasti tidak mau bila dirinya menjadi “anak bawang”. Lalu apa sebenarnya makna “anak bawang”? Istilah “anak bawang” adalah suatu peran yang diberikan kepada orang lain, tetapi peran tersebut bukanlah peran utama. Anak bawang seringkali diartikan orang yang dinomorduakan atau disepelekan kemampuannya.

Lalu apa yang terjadi bila seorang anak sering diperlakukan sebagai “anak bawang” oleh orang-orang terdekatnya? Apalagi oleh orang tuanya? Ayah bunda, inilah yang terjadi bila anak sering diperlakukan sebagai “anak bawang” :
Tidak Percaya Diri
Seorang anak yang kerap dijadikan “anak bawang” oleh teman-temannya atau keluarganya, biasanya akan tampak percaya diri. Karena anak seperti ini tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk berperan aktif dalam setiap kegiatan atau aktivitas, baik di keluarga ataupun di lingkungan teman-temannya.
Anak yang kurang mendapatkan peran dalam aktivitasnya cenderung untuk menutup diri dari pergaulan, karena merasa dirinya tidak dapat melakukan seperti yang dilakukan oleh orang lain. Dan pada akhirnya akan tergantung pada orang lain.
Potensi Tidak Tergali
Setiap manusia mempunyai potensi dalam dirinya. Potensi ini akan terlihat pada aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh individu. Tetapi tidak semua orang dapat menggali potensinya. Anak yang kerap dijadikan “anak bawang” oleh lingkungannya dapat mengakibatkan potensinya “tidak tergali”. Maksudnya adalah potensi yang dimiliki anak akan terpendam dalam dirinya.
Sungguh sangat disayangkan. Padahal potensi yang dimiliki adalah potensi yang luar biasa. Hal ini dikarenakan anak kurang mendapatkan peran dalam lingkungannya. Sehingga potensi yang dimilikinya tidak tergali dengan maksimal.
Malu Berinteraksi
Berinteraksi dengan lingkungan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Tetapi hal ini tidaklah mudah bagi anak-anak yang mendapat perlakuan “anak bawang” dalam lingkungannya. Rasa malu untuk berinteraksi dengan lingkungannya cukup besar.
Hal ini dikarenakan dirinya merasa tidak percaya diri dan tidak memiliki kemampuan seperti yang dimiliki oleh orang lain. Hal ini dapat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak hingga dewasa, akan menjadi anak yang sulit bergaul dengan lingkungan dan cenderung menutup diri dari lingkungan di sekitarnya.
Inilah yang Terjadi Bila Anak menjadi Anak Bawang
Ayah bunda, ajaklah buah hati dalam kegiatan di lingkungan keluarga, berikanlah tanggung jawab dan peran anak dalam keluarga. Sehingga anak merasa bahwa dirinya mempunyai arti dan tanggung jawab, rasa percaya diri akan muncul, dan berpikir bahwa “saya bisa diandalkan” oleh ayah bunda.
Bila dari keluarga anak sudah mendapatkan peran dan tanggung jawab, maka ketika anak akan mudah berinteraksi dengan teman-temannya. Hal ini dikarenakan rasa percaya diri sudah dibentuk dalam keluarga melalui peran yang diberikan dari ayah bunda.
Kemampuan yang dimiliki oleh seorang anak akan tergali secara maksimal bila anak mendapatkan peran yang sesuai dengan tahapan usianya. Oleh karena itu, ayah bunda janganlah menjadikan buah hati sebagai “anak bawang” dalam kegiatan di rumah. Berikanlah peran dan tanggung jawab. Walapun menurut orang tua merupakan hal kecil, tetapi bagi anak merupakan hal besar dan dapat menjadi kebanggaan bagi dirinya.
Seperti anak diberikan tanggung jawab untuk merapikan kamar tidurnya, sehingga anak akan berusaha menjaga kebersihan dan kenyamanan kamar tidurnya, karena merasa ayah bunda sudah memberikan peran dan tanggung jawab kepadanya. Dengan demikan istilah “anak bawang” akan hilang dan tanggung dalam dirinya. Yang muncul adalah anak yang mempunyai peran dan tanggung jawab.
Sekian info tentang inilah yang terjadi bila anak menjadi anak bawang, semoga artikel kali ini bermanfaat buat kalian. Mohon post ini dibagikan biar semakin banyak yang memperoleh manfaat.
Referensi:
- Harian Bernas
- Ilmu Parenting
