Pembahasan kita sekarang adalah Hubungan Pria dan Wanita yang Harmonis dan Selaras. Pria dan Wanita pada dasarnya berbeda. Perbedaan itu terletak pada cara berfikir, komunikasi, respon, tingkah laku, dll. Untuk lebih memahaminya, marilah kita kembali ke zaman manusia pertama yaitu Nabi Adam SAW dan Siti Hawa.
Hubungan Pria dan Wanita yang Harmonis dan Selaras
Tuhan SWT menciptakan Adam terlebih dahulu, beberapa catatan yang bisa kita pahami adalah :
- Nabi Adam SAW diciptakan untuk hidup sendiri, tanpa pasangan. Karakter mandiri dan otonomi melekat kuat kepadanya. Segala sesuatu ingin dilakukan sendiri, tanpa pertolongan siapapun. Tidak mengherankan jika EGO menjadi karakter utama pria.
- Nabi Adam SAW diberi tanggung jawab oleh Tuhan untuk mengelola taman surga. Karakter merasa dibutuhkan dan kemampuan menyelesaikan tugas (kompeten) juga tertanam dalam diri pria. Keinginan untuk dipercaya dan pujian atas kompetensinya atau pencapaiannya sangat berharga dimata pria.
- Saat Siti Hawa diciptakan, Nabi Adam SAW ditugaskan menjadi pemimpin bagi Siti Hawa, sehingga karakter ingin memimpin, menolong, dihormati, dikagumi, didukung dan dipuji.
Saat Tuhan menciptakan Siti Hawa, beberapa catatan yang bisa kita pahami adalah :
- Siti Hawa diciptakan bukan untuk hidup sendiri. Karakter komunikatif menjadi faktor yang melekat kuat pada wanita. Wanita lebih banyak berkata-kata, lebih senang membina hubungan, lebih senang curhat. Perasaan ingin diperhatikan, dianggap spesial, dan dicintai oleh pria juga terdapat pada wanita, dan ini perlu terus menerus diyakinkan kembali oleh pria. Pengabdian kepada pasangan juga dimiliki wanita lebih daripada pria.
- Siti Hawa diciptakan sebagai penolong pria yang sepadan. Keinginan utama wanita adalah menolong pria untuk berubah semakin sempurna, yakni dalam bentuk menasehati. Wanita diciptakan untuk lebih detil dari pria, sehingga bisa melengkapi kelemahan pria.
Permasalahan Hubungan Pria dan Wanita
Permasalahan muncul terutama dalam hubungan pria dan wanita, jika :
- Pria berharap wanita haruslah berfikir dan bereaksi seperti pria, demikian sebaliknya.
- Wanita berharap pria merasakan dan bertingkahlaku seperti wanita.
Kita berubah jadi menghakimi, menuntut pasangan untuk berubah sesuai dengan yang kita inginkan, merasa tidak diperlakukan adil dan kita jadi semakin tidak mau bertoleransi. Timbullah konflik, kita menganggap hubungan kita rusak akibat pasangan, kita merasa dikecewakan, diperlakukan tidak adil, sehingga cinta akhirnya pudar, diganti kekecewaan.
Banyak orang menyerah dalam hubungan karena terlalu sulit. Padahal hubungan jadi lebih mudah, saat kita mengerti kebutuhan utama pasangan kita. Tidak perlu memberi lebih lagi, tapi memberi hanya apa yang dibutuhkan secara tepat, kita tidak akan kelelahan.
Demikian info tentang Hubungan Pria dan Wanita yang Harmonis dan Selaras semoga bermanfaat.
Referensi: Serba Serbi Ilmu