Anda mau tahu cara mendisiplinkan anak? Bila iya, Anda bisa simak artikel ini hingga selesai. Karena artikel ini akan membahas disiplinkan anak dengan melakukan dua hal ini.
Mendisiplinkan Anak
Saat bertemu dengan orang tua ketika mengantre di bank atau menunggu anak pulang sekolah, mereka rata-rata mengeluhkan hal yang sama, yaitu, sulitnya menerapkan disiplin bagi putra-putri mereka. Kedisiplinan memang merupakan masalah klasik yang para orang tua yang telah memiliki anak temui. Entah itu anak berusia balita atau remaja sekalipun.
Masalahnya pun beragam, mulai dari disiplin meletakkan barang sesuai dengan tempatnya, belajar sesuai jam belajar, buang sampah pada tempatnya hingga disiplin untuk mengikuti aturan berlalu lintas.
Beberapa contoh di atas adalah sekelumit cerita di rumah masing-masing tentang masalah penerapan disiplin yang pastinya sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Yang pasti, banyak orang tua merasa tidak memiliki kemampuan yang cukup baik untuk mengajarkan maupun disiplinkan anak-anaknya.
Berbicara tentang disiplin, sama artinya dengan berbicara tentang melakukan pembiasaan. Disiplin tidak akan bisa orang tua terapkan apabila tidak ada pembiasaan yang orang tua lakukan terhadap anaknya. Tujuannya, untuk menghasilkan sebuah kebiasaan yang menetap.
Bila ditinjau dari perspektif behaviorisme ada gagasan dari pakar psikologi dari Rusia, Ivan Pavlov. Di mana perilaku manusia pada dasarnya bisa mereka bentuk dan kontrol melalui conditioning tertentu. Maka dalam hal ini disiplin adalah perilaku yang dapat kita kondisikan melalui pembiasaan.
Pandangan behaviorisme menekankan bahwa setiap rangsangan (stimulus) akan menghasilkan respons tertentu. Sebelum stimulus mencapai respons yang orang inginkan, maka orang tersebut harus memberikan conditioning secara sengaja.
Dan pemberian conditioning juga berjalan terus menerus. Sehingga akan memberikan konsep yang terpola pada pikiran seseorang dan menghasilkan respons perilaku. Konsep yang terpola inilah di kemudian hari menjadi suatu kebiasaan perilaku baru yang menetap.
Lakukan Dua Hal Ini untuk Disiplinkan Anak
Ada dua hal mendasar yang sebenarnya bisa orang tua lakukan agar anak-anaknya terbiasa berperilaku disiplin. Hal itu tidaklah sulit karena kunci untuk menanamkan perilaku disiplin terletak pada :
- seberapa lama orang tua memiliki ketahanan; dan
- kesabaran untuk mengajarkan perilaku yang orang tua inginkan.
Dan berikut dua hal yang perlu orang tua lakukan untuk mendisiplinkan anak :
Konsisten Melakukan Pembiasaan
Perilaku disiplin tidak akan bisa terbentuk apabila konsistensi orang tua dalam melakukan hal tersebut masih kurang. Konsistensi berfungsi sebagai pembentuk konsep dasar pada mindset anak. Ketika konsep tersebut telah mengakar dalam pola pikir anak, maka anak dengan sendirinya akan terbiasa melakukan hal-hal yang orang tua inginkan.
Tentunya ini merupakan hasil pembiasaan yang terus menerus, sehingga anak memiliki pola perilaku menetap yang menjadi kebiasaannya. Saat pembiasaan yang orang tua lakukan sebagai pengalaman belajar anak, maka konsistensi menempati ruang di antara pembiasaan dan kebiasaan.
Bisa dikatakan bahwa konsistensi merupakan bagian dari conditioning yang orangtua tanamkan pada pola pikir anak. Sehingga anak mempelajari hal tersebut sebagai bagian dari pola perilakunya bukan sekadar perintah.
Pada komponen konsistensi terdapat durasi waktu dan pengulangan yang terus menerus orang tua lakukan. Dengan demikian pembiasaan akan menetap pada anak.
Komitmen Orang Tua
Disiplin tidak akan bisa mengakar dalam diri anak apabila komitmen orang tua masih kurang serius. Orang tua tanpa sadar hanya menuntut anak untuk disiplin, sementara mereka tidak melakukan hal yang sama terhadap diri mereka sendiri.
Contoh nyata yang dapat kita temui sehari-hari adalah ketika orang tua atau guru sedang mengajarkan disiplin berlalu lintas pada anak dan siswanya. Pemahaman disiplin yang orang tua / guru tanamkan adalah bahwa saat mengendarai sepeda motor gunakan selalu helm untuk :
- keselamatan, dan
- mengurangi resiko kecelakaan.
Anak, menerima hal ini sebagai bentuk disiplin dan aturan yang harus ia penuhi. Namun sayangnya ini tidak berlaku pada orang tua yang menjemput anaknya dari sekolah. Di mana orang tua tidak menggunakan helm dan tidak merasa malu melanggar disiplin berlalu lintas.
Anak tentunya akan merasakan bahwa apa yang ia harapkan dalam perilaku disiplin tersebut bukanlah suatu hal penting yang perlu ia lakukan secara serius. Maka, jangan heran apabila anak kemudian terkesan meremehkan perilaku disiplin yang selanjutnya orang tua tanamkan.
Oleh karena itu, para orang tua sebaiknya meninjau ulang cara menerapkan disiplin pada anak-anak. Dengan menjadikan konsistensi dan komitmen sebagai bagian dari sikap sehari-hari!
Baca juga : Mengajarkan Anak Menghadapi Kegagalan
Sekian informasi berkaitan denganĀ disiplinkan anak dengan melakukan dua hal ini, semoga postingan kali ini berguna untuk Anda. Tolong postingan tips parenting ini kalian sebarluaskan agar semakin banyak yang mendapat manfaat.
Referensi : Bernas