Pada kesempatan ini kami akan jelaskan berkaitan dengan [permalink]bernostalgia di Museum Perumusan Naskah Proklamasi[/permalink]. Museum Perumusan Naskah Proklamasi atau bisa disingkat Munasprok merupakan museum bersejarah, sebab lokasi dari gedung tersebut menjadi salah satu bukti yang menceritakan detik-detik bersejarah bangsa Indonesia. Perjalanan akan perumusan naskah proklamasi dapat dilihat dengan detail melalui replika yang ada.
Bernostalgia di Museum Perumusan Naskah Proklamasi
Gedung dari bangunan Museum Perumusan Naskah Proklamasi didirikan sekitar tahun 1920 dengan arsitektur Eropa (Art Deco) bernama J.F.L Blankenberg. Dulunya, bangunan seluas 1.138 meter persegi yang berdiri di tanah seluas 3.914 meter persegi. Gedung ini telah ditempati oleh beberapa penghuni yang berbeda.
Pada masa Pendudukan Jepang, tempat ini menjadi tempat kediaman Laksamana Tadashi Maeda, seorang Kepala Kantor Penghubung antara Angkatan Laut dengan Angkatan Darat Jepang, sampai Sekutu mendarat di Indonesia September 1945. Setelah kekalahan Jepang, gedung ini menjadi Markas tentara Inggris.
Selanjutnya, gedung ini diserahkan kepada Departemen Keuangan dan pengelolaannya dilakukan oleh Perusahaan Asuransi Jiwasraya. Pada 1961, gedung ini dikontrak oleh Kedutaan Inggris sampai dengan 1981. Selanjutnya gedung ini diterima oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada 28 Desember 1981. Tahun 1982, gedung ini sempat digunakan oleh Perpustakaan Nasional sebagai perkantoran.
Berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0476/0/1992 tanggal 24 November 1992, gedung yang terletak di Jalan Imam Bonjol No. 1 ditetapkan sebagai Museum Perumusan Naskah Proklamasi, yaitu sebagai Unit Pelaksana Teknis di bidang kebudayaan di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Tata Ruang Museum
Dalam pembagian ruang, museum ini terdiri dari ruang tamu pertemuan, ruang perumusan, ruang pengesahan, ruang pengetikan, ruang menjelang proklamasi, ruang sekitar proklamasi, ruang mempertahankan kemerdekaan, dan ruang tokoh yang hadir. Ruang-ruang ini menjadi cerita tersendiri untuk bisa disaksikan lebih mendetail akan perjalanan dari perumusan teks pancasila.
Dari keseluruhan ruang tersebut, terbagi dalam dua lantai bangunan. Lantai pertama, terdapat meja dan kursi tamu tempat Maeda menerima Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo. Di sebelah ruang pertemuan, ada meja makan tempat dirumuskannya naskah Proklamasi. Terletak sejajar dengan pintu masuk, ada satu ruangan kecil di bawah tangga, tempat Sayuti Melik ditemani B.M. Diah mengetik naskah Proklamasi yang sudah disetujui oleh para hadirin perumus naskah. Di sebelah kirinya, ada tangga menuju ke lantai dua.
Pada lantai dua bekas rumah Maeda, terpajang benda-benda koleksi museum, berupa dokumentasi, kertas, buku, pita kaset, kain, pakaian, dan juga piagam. Ada pula kamar mandi dengan tiga pintu di ujung ruangan dengan corak dan komposisi yang sama dengan bagian kanan serta tengah ruangan lantai dua. Di bagian belakang rumah, terdapat halaman dan taman yang asri.
Terdapat lubang bungker dengan kedalaman sekitar 170 cm dan lebar 2,5 meter dan panjangnya tujuh meter ini digunakan untuk melindungi pejabat Belanda jika sewaktu-waktu ada serangan udara atau bom dari musuh. Bungker ini ditemukan secara tidak sengaja pada waktu revitalisasi bangunan ketika proses museum didirikan sekitar tahun 1983.
Di museum ini, terdapat komik yang menceritakan peristiwa sekitar proklamasi, kisah R. Otto Iskandar Dinata, I Gusti Ketut Pudja, Mr. Iwa Kusuma Sumantri, Ahmad Soebadjo Djojoadisoeryo, Bung Hatta, hingga Sukarni bisa dibaca di setiap stan digital yang ada di sudut-sudut ruang museum.
Jadwal Kunjungan dan Harga Tiket Masuk Museum
Apabila ingin mengunjungi tempat ini, jam buka museum terdiri dari
- Selasa-Kamis 08.00-16.00;
- Jumat 08.30-11.00; 13.00-16.00;
- Sabtu-Minggu 08.30-17.00,
- di hari Senin dan Hari Libur Nasional tutup.
Sangat terjangkau untuk tiket masuknya, yaitu Rp 2.000 per orang dan ketika rombongan 20 orang Rp 1.000 per orang. Anak Rp 1.000, rombongan anak sedikitnya 20 orang Rp 500 per orang, dan untuk wisatawan mancanegara Rp 10.000. Harga tiket masuk saat ini mungkin sudah berubah.
Sekian informasi seputar bernostalgia di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, kami harap artikel kali ini mencerahkan kawan-kawan semua. Tolong post wisata museum sejarah ini disebarluaskan biar semakin banyak yang mendapatkan manfaat.
Referensi:
- Wisata Museum di Jakarta
- Menjadi Travelpreneur Sukses