Sahabat Abdurrahman bin Auf patut dijadikan contoh. Beliau seorang saudagar kaya yang ahli dalam berdagang. Selain itu beliau juga orangnya dermawan. Banyak kisah heroik dan inspiratif dari sahabat yang satu ini. Berikut ini Karakter dan juga kemuliaan beliau di dalam Islam.
Karakter Abdurrahman Bin Auf
Sahlah binti Ashim menggambarkan, “Abdurrahman bin Auf orang yang putih, dengan mata yang lebar dan indah, dan bulu matanya panjang. Hidung mancung, dua gigi taring bagian atasnya panjang sehingga seolah bisa melukai bibirnya. Mempunyai rambut yang panjang di bawah kedua telinganya. Lehernya panjang, berbahu lebar, dan memiliki jari-jari yang kasar”.
Ibin Ishaq menuturkan, “Abdurrahman bin Auf memiliki dua gigi seri yang patah, dan sedikit cacat yang membuatnya kesulitan. Pada perang Uhud ia terkena pukulan yang mematahkan giginya, dan mendapat sebanyak dua puluh luka atau lebih. Sebagian luka tersebut mengenai kakinya hingga ia pincang”.
Sa’ad bin Ibrahim berkata, “Abdurrahman bin Auf biasa memakai pakaian yang seharga lima ratus atau empat ratus”.
Abdurrahman juga biasa memakai selendang hitam yang menambah ketampanan dan keanggunannya. Teristimewa, karena dipakaikan langsung oleh Nabi SAW dan dililitkan di kepalanya dengan tangan beliau yang mulia. Ibnu Sa’ad meriwayatkan dari Abdullah bin Amru, “Aku melihat Rasulullah SAW memakaikan Abdurrahman selendang hitam dan bersabda, ‘Pakailah selendangmu seperti ini’.”
Dari Anas bin Malik, “Rasulullah SAW mengizinkan Zubair bin Awwam dan Abdurrahman bin Auf untuk memakai sutra karena penyakit gatal yang mereka derita”. [HR. Bukhari-Muslim]
Kemuliaan Abdurrahman Bin Auf
Dalam riwayat Ibn Ishaq dan yang lain disebutkan, bahwa Abdurrahman bin Auf masuk Islam bersama Zubair bin Awwam, Ustman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah dan Sa’ad bin Abu Waqqash melalui tangan Abu Bakar. Mereka adalah as-Sabiquna al-Awwalun [Generasi awal yang masuk Islam]. Umurnya ketika itu sekitar 30 tahun.
Dia mengikuti dakwah sejak awal, sehingga mengalami semua yang dialami dalam dakwah bersama Nabi saw. dan para sahabat. Dia mendapatkan kemuliaan hijrah dua kali, ke Habasyah dan Madinah.
Dalam riwayat Ibn Ishaq, sebagian mereka kembali ke Mekah: Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwam, Utsman bin Affan, Mush’ab bin Umair, dll.
Ibin Sa’ad meriwayatkan dari ayahnya, “Bahwasanya Abdurrahman bin Auf juga dijuluki hawari (pembela) Rasulullah saw”.
Ya’qub bin Sufyan Al-Fasawi menyebutkan nama-nama pembela Rasulullah SAW tidak hanya satu. Mereka adalah: Hamzah, Ja’far, Ali, Abu Bakar, Umar, Abu Ubaidah al-Jarrah, Utsman bin Affan, Utsman bin Mazh’un, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abu Waqqash, Thalhah bin Ubaidillah, dan Zubair bin Awwam Radhiuallahu Anhum.
Hawariyyu an-Nabi adalah gelar yang diberikan Nabi saw. kepada mereka, karena pembelaan mereka kepada Nabi hingga tetes darah penghabisan. Saat Perang Tabuk, Nabi bermakmum kepadanya.
Demikian info tentang Karakter dan Kemuliaan Abdurrahman Bin Auf dalam Islam semoga bermanfaat.