Jangan Kau Duakan Cinta-Nya dengan yang lain. Cinta adalah sesuatu yang tidak akan habis jika dibahas dan dikupas. Karena setiap orang memiliki pengertian dan gambaran masing-masing tentang cinta. Rasa cinta dalam Islam disebut juga dengan Mahabbah.
Mencintai Allah termasuk ibadah, bahkan hakikat ibadah itu sendiri. Seandainya seorang hamba melakukan ibadah tanpa adanya rasa cinta, maka ibadah tersebut tidak akan pernah terasa nikmat. Berbeda jika seseorang melakukan ibadah dengan rasa cinta kepada Allah, maka orang tersebut akan mendapati manisnya iman dalam ibadahnya.
Jangan Kau Duakan Cinta-Nya
Secara umum, rasa cinta dibagi menjadi 2, yaitu rasa cinta yang termasuk ibadah dan rasa cinta yang bukan termasuk ibadah. Berikut penjelasan tentang 2 cinta tersebut :
a. Rasa Cinta yang Bernilai Ibadah
Rasa cinta yang bernilai ibadah yaitu rasa cinta yang mengharuskan pelakunya memiliki rasa tunduk dan pengagungan kepada Allah. Melakukan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi apa yang Allah larang. Rasa cinta ini hanya boleh diberikan kepada Allah semata, sehingga tidak boleh jika diberikan kepada selain Allah.
b. Rasa Cinta yang Bukan Ibadah
Rasa cinta yang bukan ibadah ini ada banyak macamnya yaitu :
- Rasa cinta karena Allah, contohnya mencintai seseorang karena orang tersebut adalah orang yang gemar melakukan amal shalih seperti shalat, puasa, zakat dan lain-lain.
- Rasa cinta karena kasih dan sayang, contohnya menyayangi anak kandungnya, orang-orang lemah, orang-orang sakit, anak kecil dan lain-lain.
- Rasa cinta karena penghormatan, contohnya rasa cinta seorang anak kepada kedua orang tuanya, rasa cinta seseorang kepada gurunya dan kepada orang yang lebih tua
- Rasa cinta yang merupakan tabiat manusia, contohnya rasa cinta terhadap suatu makanan, minuman, pakaian, kendaraan, rumah dan lain-lain.
Tirulah Cintanya Shahabat Umar
Simaklah sebuah kisah dari seorang shahabat yang Mulia, Umar bin Khattab Radhiyallahu’anhu tentang rasa cintanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Umar berkata, “Sesungguhnya engkau wahai Rasulullah, adalah orang yang paling aku cintai dari segala sesuatu kecuali diriku sendiri.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berkata, “Tidak! Demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, sampai aku lebih engkau cintai dari dirimu sendiri.” Maka Umar berkata kepada Nabi, “Sekarang ini, Demi Allah engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri.” Maka Nabi Shallallahu ‘alalhi wa Sallam bersabda, “Sekarang (telah sempurna rasa cintamu padaku) wahai Umar.” (HR. Al Bukhari)
Tidaklah pantas bagi seorang muslim, cintanya kepada Allah ia duakan karena lebih mendahulukan cintanya kepada manusia, hartanya, tempat tinggalnya disbanding cintanya kepada Allah. Sehingga ketika perintah Allah bertabrakan dengan kepentingan dunianya, maka ia tinggalkan perintah Allah tersebut. Dari Sahabat Anas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah (sempurna) iman kalian sampai aku lebih ia cintai daripada orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Demikian informasi tentang Jangan Kau Duakan Cinta-Nya, semoga kita tidak menduakan cintanya kepada Allah (Tuhan) dengan sesuatu yang lain.
Referensi :
- Alumni Ma’had Al ‘Ilmi Yogyakarta
- Jasa Pasang Banner